Jumat, 05 November 2010

Media Asing: Korban Tewas Merapi 122Orang

VIVAnews - Media asing terus memberitakan
letusan Gunung Merapi yang terjadi di
perbatasan Yogyakarta-Jawa Tengah.
Bahkan, sejumlah media asing menyebut
korban tewas sudah melebihi 120 orang.
"Petugas berwenang menyebut bahwa
korban tewas akibat awan panas mencapai
122 orang," tulis Associated Press (AP), Jumat
5 November 2010.
Mereka yang mengalami luka parah,
disebabkan panas 'wedhus gembel' Merapi
pada letusan Jumat dini hari yang suhunya
diperkirakan mencapai 750 derajat celcius.
"Panas mengelilingi kami dan ada asap putih
di mana-mana," kata Niti Raharjo (47), warga
selamat yang sempat terlempar dari sepeda
motornya bersama anaknya 19 tahun saat
mencoba melarikan diri.
Letusan itu diperkirakan lebih besar dari
letusan Merapi sejak 1870 silam. Dampak
terparah adalah warga dusun Bronggang,
Kecamatan Cangkringan, Sleman, DIY. Dusun
yang berada di jarak sekitar 15 sampai 18
kilometer dari Puncak Merapi. Sedangkan
zona berbahaya Merapi beberapa saat
sebelum petaka itu telah diperluas menjadi
20 kilometer.
"Saya melihat orang-orang berlari, menjerit
dalam kegelapan. Perempuan sangat takut
mereka jatuh pingsan," kata Raharjo
bersama anaknya yang sedang menjalani
perawatan luka bakar.
AP melaporkan, pasukan tentara dan tim
evakuasi berduyun-duyun mencoba
mengevakuasi jenazah-jenazah setelah
letusan mereda. Dilaporkan, tim evakuasi
berhasil menemukan 78 jenazah dari rumah-
rumah dan jalan-jalan. Kondisi mayat-mayat
saat ditemukan sudah diselimuti debu
vulkanik Merapi setebal sekitar 30
centimeter.
"Ada ledakan yang terdengar seperti itu dari
perang. Dan itu semakin memburuk, abu dan
puing-puing hujan turun," ungkap dia. Total
korban jiwa yang ditulis AP sejak letusan
pertama 26 Oktober lalu mencapai 122
orang.
Sebelumnya, RS Sardjito menyebut korban
jiwa mencapai 69 orang akibat letusan
kedua. Ditambah korban saat letusan
pertama yang berjumlah 45 orang, total
korban Merapi menjadi 114 orang. (umi)

Rabu, 03 November 2010

Pesawat Qantas Tak Meledak di BandaraBatam

VIVAnews -- Serpihan pesawat ditemukan di
Kawasan Batam Centre. Diduga serpihan
tersebut milik maskapai penerbangan
Qantas dengan rute Singapura-Australia jenis
pesawat Airbus A380.
Saksi mata melaporkan mendengar suara
ledakan di dekat lokasi penemuan serpihan.
Kepala Unit Informasi Bandara Hang Nadim,
Batam, Hartono mengatakan, kejadian
jatuhnya serpihan pesawat tidak di berada
di bandara.
"Di Bandara Batam, tak ada kecelakaan baik
landing, maupun take off. Negatif," kata
Hartono saat dihubungi VIVAnews, Kamis 4
November 2010.
Hartono juga menjelaskan, tidak ada
penerbangan Qantas jurusan Batam-
Singapura. "Qantas tidak masuk Batam, itu
mungkin hanya melintas," kata dia.
Sementara, Kapolres Balelang Komisaris
Besar Eka Yudha mengatakan, serpihan yang
ditemukan diduga bagian bodi pesawat,
"Pesawat kembali mendarat darurat di
Singapura. Jadi pesawatnya kembali lagi,"
kata dia di tvOne, Kamis 4 November 2010.
Namun, dia belum memastikan apakah ada
korban atau tidak.
"Kami sudah mengumpulkan pecahan dari
beberapa tempat di Batam," kata dia. (umi)

Pesawat Qantas Tak Meledak di BandaraBatam

VIVAnews -- Serpihan pesawat ditemukan di
Kawasan Batam Centre. Diduga serpihan
tersebut milik maskapai penerbangan
Qantas dengan rute Singapura-Australia jenis
pesawat Airbus A380.
Saksi mata melaporkan mendengar suara
ledakan di dekat lokasi penemuan serpihan.
Kepala Unit Informasi Bandara Hang Nadim,
Batam, Hartono mengatakan, kejadian
jatuhnya serpihan pesawat tidak di berada
di bandara.
"Di Bandara Batam, tak ada kecelakaan baik
landing, maupun take off. Negatif," kata
Hartono saat dihubungi VIVAnews, Kamis 4
November 2010.
Hartono juga menjelaskan, tidak ada
penerbangan Qantas jurusan Batam-
Singapura. "Qantas tidak masuk Batam, itu
mungkin hanya melintas," kata dia.
Sementara, Kapolres Balelang Komisaris
Besar Eka Yudha mengatakan, serpihan yang
ditemukan diduga bagian bodi pesawat,
"Pesawat kembali mendarat darurat di
Singapura. Jadi pesawatnya kembali lagi,"
kata dia di tvOne, Kamis 4 November 2010.
Namun, dia belum memastikan apakah ada
korban atau tidak.
"Kami sudah mengumpulkan pecahan dari
beberapa tempat di Batam," kata dia. (umi)